Rabu, 11 Desember 2013

Tugas Human Realtion Konfrensi Press



 Sehari Fashion Show Batik Gerakan Batik Sehari-hari


Fashin Show Batik Ceris

Batik Ceris berasam desainer Adelina Lulu dan Wilis Lia

Pada tanggal 1 Desember 2013,Sebagai wujud kepedulian terhadap minimnya kesadaran generasi muda akan budaya Indonesia, salah satunya adalah batik yang notebene adalah salah satu ciri khas bangsa Indonesia, oleh Batik Ceris bersama para desainer web site, desainer aplikasi media sosial, pengusaha batik, dan desainer fashion, bertempat di Hotel Majapahit Surakarta pukul 10.00-12.00 WIB,dilaksanakan kegiatan fashion show Batik Exhibition yang bertema” Bring On Yours Days”,  Acara fashion batik tersebut merujuk menampilkan hasil perancang busana oleh Adelina Lulu Lutfi Labibi dan Wilis Lia Popperca.
Pada kesempatan acara Batik Exhibition dua desainer perancang busana ujuk kebolehan, Adelina lulu selaku perancang busana yang menampilkan kreasi batik busana bertema” local modernity” mengatakan” merupakan perpaduan batik antar daerah kemudian dipadukan dengan motif corak yang modis menghasilkan batik” local modernity” yang artinya batik lokal atau batik dearah tampil modern, bentuk ini mengimplementasikan cinta batik indonesia” Bienika tunggal ika”, jelasnya”.
Kemudian disusul dengan Wilis Lia selaku perancang kreasi dompet dan tas menjelaskan” dompet dan tas batik diolah dari karya sulam bermotif flora dan fauna, bentuk ini menekankan mengimplemtasikan bentuk pelestarian batik berserta flora dan fauna yang ada di Indonesia”.
Setelah itu, kedua desainer tersebut menjelaskan tampilan dengan hasil kreasinya sendiri- sendiri, diwakili Wilis Lia selaku desainer mengatakan “ dengan adanya kreasi batik Local modernity, dompet dan tas dimaksudkan sebagai momentum pelastarian dan pengenalan batik kepada kaum muda yang mana mengenalkan desain baju  batik yang telah dikombinasikan dengan trend busana mas kini yang dapat digunakan sehari-hari, dan dapat memberi gambaran untuk para generasi muda supaya berkreasi untuk meningkatkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia”, tuturnya.
Gerakan Batik Exhibition  juga bergerak menghimpun beberapa pihak untuk terlibat dan mendukung program-program di dalamnya seperti, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementrian BUMN yang akan memberikan apresiasi menarik bagi blogger internasional yang berpartisipasi dalam gerakan ini bergabung dalam acara dan kunjungan ke sentra batik bagi para blogger nasional.
Gerakan ini diharapkan berharap kecintaan masyarakat Indonesia akan batik dapat semakin dalam dan makna filosofinya bisa menjadi bagian dari jiwa masyarakat serta diharapkan mampu mendukung perkembangan budaya lokal di tengah maraknya budaya asing di Indonesia serta dengan menggunakan batik berarti cinta produk Indonesia .   
Oleh : Marlina Rofika Dewi ' One Tv'     






Rabu, 23 Oktober 2013

PERSONAL BRANDING SI " RADITYA DIKA"

RADITYA DIKA


woy.... raditya dika 















Profil data :
ANALISIS PERSONAL BRANDING RADITYA DIKA MELALUI SOSIAL MEDIA : 


TWITTER @raditya dika

BLOGSPOT RADITYA DIKA

YOU TUBE RADITYA DIKA
GOODREADS RADITYA DIKA
 
 
FACEBOOK RADITYA DIKA





Hasil analisis  :
Personal branding seorang raditya dika  adalah seorang penulis ini terbukti dari beberapa situs media yang saya tinjau, ia sering menggunakan situs medianya dan mengupdate cerita baik tulisan maupun video, Raditya mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award. Raditya juga pernah meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat.
Raditya sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama (mainstream). Ia tampil dengan genre baru yang segar. Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang. Bagi Raditya, ini adalah selling point-nya.
Raditya kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola. Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of mouth). Raditya meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Raditya.
 Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller.  Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah di Australia. Tulisan Raditya bisa digolongkan sebagai genre baru.  Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Karya pertama yang mengangkat namanya adalah buku berjudul Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005). Buku ini menceritakan kehidupan Raditya ketika masih berkuliah di Adelaide, Australia. Cerita yang dibawakan Raditya  adalah kisah-kisahnya sebagai pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Buku ini ditampilkan dalam format diary (buku harian). Seluruh cerita dalam karyanya tersebut berasal dari blog pribadi terdahulu milik Raditya, www.kambingjantan.com, yang sekarang menjadi www.radityadika.com.
Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada tahun 2006. Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini berasal dari kisah keseharian Raditya namun, buku kedua ini menggunakan format cerita pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Raditya yang sepertinya selalu tidak beruntung. Isi dari buku ini meliputi kisah dari sewaktu Raditya mengirim surat cinta pertama ke teman saat SD, hingga pengalaman Raditya memerhatikan kucing Persia-nya yang jatuh cinta dengan kucing kampung tetangganya.
Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007. Buku ketiga ini mengisahkan Raditya yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu saat Raditya dikira hantu penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang NTB. Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang terbit pada bulan April 2008.
Ia juga bermain dalam film yang diangkat dari pengalaman hidupnya, Kambing Jantan: The Movie. Pada pertengahan bulan November 2009, melalui situs resminya, Raditya mengumumkan bahwa buku kelimanya yang berjudul Marmut Merah Jambu akan segera terbit dengan jadwal edar sementara pada bulan Desember 2009.  Namun pada pertengahan bulan Desember silam, Raditya kembali lewat situs resminya menyatakan bahwa buku kelimanya tersebut masih mengalami sedikit perubahan dan juga penambahan cerita pada beberapa bagian, sehingga kemungkinan besar penerbitan buku tersebut akan mundur beberapa waktu. Melalui situs resmi pribadinya pada bulan oktober 2011 ini Raditya Dika juga mengumumkan bahwa bukunya yang berjudul Manusia Setengah Salmon akan segera terbit tanggal 24 Desember 2011. Disitus itu Raditya Dika membuat countdown pada blognya agar para penggemarnya ingat tanggal terbit buku Manusia Setengah Salmon dan kemudian dibuat film diluncurkan pada tahun 2013.